kali ini aku nulis tentang opini yang gak jarang di didenger oleh telinga kita. tepatnya tentang kerusuhan suporter bola Indonesia. hehe. pasti udah pada tau kan? berita Bonek vs. Aremania. atau the Jack vs. the Viking. saya sendiri miris kalo denger hal-hal seperti itu.
bagaimana bisa, pertandingan bola liga Indonesia, yang tujuannya untuk melatih bakat dan mempererat persaudaraan antar tim dari daerah masing-masing, malah menimbulkan pertengkaran kurang kerjaan. malah sering mengorbankan nyawa seseorang. lantas untuk apa ada pertandingan dan liga seperti itu? lebih baik diusaikan saja daripada banyak nyawa melayang. tapi ada untungnya sih, mengurangi jumlah penduduk Indonesia.hehe.
saya sendiri malu, itu yang bertengkar, membuat onar, adalah pemuda masa depan Indonesia, yang akan menjadi pewaris bangsa, tapi memiliki sikap yang memalukan. dimana harga diri kita? atau jangan-jangan tidak punya harga diri? inikah jaman demokrasi yang baru? bersikap over anarkis dan menang sendiri, tidak bisa dibilang baik-baik. jika diperingatkan dengan kekerasan akan melapor ke pihak berwajib. bolehkan saya menyebutnya dengan kata PENGECUT?
apa saya terlalu frontal berkata-kata? tapi biarlah untuk apa menutup-nutupi orang yang tidak punya malu?
mereka menunjukkan sendiri ketidak berhargaannya. bahkan saya sering menertawakan mereka, seperti anak kecil yang berebut mainan. berebut kemenangan, suka bikin rusak pula.
sempat saya berpikir, yang bermain adalah timnya, yang merasakan kekalahan adalah tim. yang merasa ketidakadilan adalah tim, mengapa harus suporter yang kehilangan nyawa karena kerusuhan tiap pertandingan? boleh sih membela dan mendukung tim kesayangan, tapi untuk apa sampai bertindak anarkis? kalau kalah ya harusnya diterima dengan lapang dada, karena setiap pertandingan memang ada menang dan kalah, setiap tim pernah merasakan ketidak adilan seorang wasit. tidak perlu lah turun ke lapangan dan membuat onar, toh hasil pertandingan juga tidak akan berubah. justru banyak yang akan terluka. inilah kebodohan pemuda-pemuda Indonesia. ngakunya Demokrasi, padahal Anarki.
bahkan ada salah satu supporter tim yang membawa kartun pahlawan daerahnya, saya sebenarnya malu. pahlawan itu sebenarnya menunjukkan semangat anak muda yang berani dan bertindak benar melawan penjajah. tapi di sepakbola ini yang diliga-kan di pertandingan adalah negara sendiri, satu bangsa. bukan penjajah asing yang memeras Indonesia. saya tak membayangkan bagaimana malunya bapak pahlawan itu, melihat penerusnya tidak memiliki moral.
Pernah suatu ketika saya berada di dalam kereta di kawasan Surabaya, saya hendak melakukan perjalanan ke luar kota Surabaya, ketika kereta mulai berjalan, tiba-tiba kaca kereta atas sebelah kanan saya pecah, lalu terdengar tangisan dari seorang anak kecil laki-laki yang usianya sekitar 5 tahun. saya sempat terkejut, lalu saya mengalihkan perhatian ke anak kecil itu. rupanya ada darah mengalir dari wajahnya. ada batu yang dilemparkan oleh supporter bola tidak bertanggung jawab itu ke kereta, lalu mengenai mata anak kecil tersebut. sontak saya geram, ingin saya tembak mati pelempar batu itu *alay*. namun kereta melaju kencang, tak ada yang dapat dilakukan oleh penumpang kereta yang iba melihat tragedi naas itu.
mungkin banyak yang mengira, saya bukan lah penggemar bola. oh, anda salah besar! saya pun adalah penggemar tim kesayangan saya, tapi tidak sampai bertindak bodoh dan memalukan seperti itu. bahkan saya juga pernah menjadi salah satu tim, walaupun bukan sepakbola. mengetahui supporter melakukan taruhan saja sudah sedih sekali. saya tidak membayangkan seandainya sampai melakukan aksi tawuran.
jika anda benar-benar pendukung tim sepakbola kesayangan, jaga image negara dan tim anda, bahkan tim anda pun tidak menginginkan kerusuhan terjadi. jadi untuk apa menghabiskan tenaga dan waktu?
komentar yang baik dan tunjukkan anda pemuda yang berintelektual :)
--Dx
0 comments:
Post a Comment